Rabu, 21 Januari 2009

Saya Meneteskan Air Mata atas Perlakuan Mereka

K.H. Qaimoeddien Thamsy, SH. - Tokoh Ulama dan Pengurus Pusat Syarikat Islam Indonesia, Tokoh Islam Indonesia Timur, Ketua MUI Jakarta Pusat

Perkenalan saya dengan LDII belum terbilang lama, tetapi sebelumnya saya mengenal betul Islam Jama’ah. Mulai dari awal kelahirannya, bahkan sampai mengetahui dan mengenal jama’ah LDII. Saya pernah terkontaminasi dan terpengaruh dengan ajaran Islam Jama’ah. Bahkan, saya pernah masuk di dalamnya dan mendakwahkan Islam Jama’ah sewaktu masih muda, sekitar tahun 1960-an di Malang, Jawa Timur.

Pada mulanya Islam Jama’ah bernama Darul Hadits. Saya memahami betul masalah itu, dan Saya pun dikenal dengan baik oleh kalangan Islam Jama’ah. Sewaktu adik saya masuk Islam Jama’ah, ia marah habis-habisan, karena kelompok ini dipandang oleh masyarakat luas sebagai aliran sesat. Adik saya adalah seorang anggota TNI Angkatan Laut di Surabaya, dan atasannya adalah R.E. Martadinata, seorang tokoh Islam Jama’ah yang menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Laut. Dengan menggunakan pengaruhnya, ia mengajak anak buahnya untuk masuk Islam Jama’ah, di antaranya adik saya.

Pada tahun 1967, saya pergi ke Jakarta. Oleh adik saya, saya dibekali surat supaya bisa masuk ke Tawakkal (nama sebuah jalan di Jakarta tempat Islam Jama’ah berpusat). Saya masuk ke sana dan sempat memberikan ceramah-ceramah. Saya sempat ikut pengajian-pengajian di sana. Wah sesat juga, komentar saya waktu itu. Pada awalnya, saya sempat diterima, tetapi masih dicurigai juga. Akhirnya, saya terdepak dan mulai saat itu berhadapan langsung vis a vis dengan mereka.

Mulai saat itu, di Jakarta sudah berkembang pertama di Tawakkal. Saya tahu betul, dan saya kembali ke Surabaya. Saya suruh adik saya keluar karena beberapa ajarannya, seperti masalah nikah, masalah jenazah, masalah orang tua, bahaya sekali. Dan manqulnya itu jelas. Pokoknya yang aneh-aneh. Sebagai orang muda, pada waktu itu saya umur 26 tahun, saya dilarang oleh Bapak K.H. Dalai Umar, tokoh ulama pada waktu itu.

baca selengkapnya : Saya Meneteskan Air Mata ...

Tidak ada komentar: