Minggu, 30 Mei 2010

LDII Bali adakan penyuluhan kesehatan

Kecenderungan meningkatnya jumlah warga yang menderita diabetes atau penyakit gula darah, termasuk di Bali, perlu disikapi dengan terus membudayakan pola hidup sehat, sekaligus menjadikan hal itu sebagai bagian gaya hidup yang nikmat dan menyenangkan.

"Perlu terus dibudayakan pola hidup sehat yang sesuai bagi masing-masing penderita diabetes, hingga mereka bisa merasakan nikmatnya hidup dengan penyakit gula. Jika itu terwujud, maka diabetes tidak lagi dianggap sebagai penyakit," kata dr Tjokorda Gde Dharmayuda SpPD KHOM di Denpasar, Minggu.

Tim Paliatif RSUP Sanglah, Denpasar itu, menyampaikan hal tersebut pada penyuluhan kesehatan tentang diabetes melitus di hadapan sekitar 1.000 warga dalam kegiatan sosial yang diselenggarakan di Gedung Lembaga Dakwa Islam Indonesia (LDII) Provinsi Bali di Padangsambian, Denpasar.

Menurut Gde Darmayuda, sebenarnya sudah banyak penderita diabetes yang mampu hidup sehat, nikmat dan panjang umur, berkat keberhasilan menjalankan pola hidup sehat yang sesuai kondisi masing-masing. Mereka mampu menikmatinya sebagai bagian dari gaya hidup.

Namun upaya untuk terus menyebarluaskan fakta keberhasilan tersebut hingga mampu membalik anggapan diabetes bukan lagi sebagai penyakit, masih perlu kerja keras berbagai pihak untuk turut mensosialisasikannya.

"Mereka yang sudah mampu menikmati hidup sehat dengan diabetes, perlu kita ajak dalam sosialisasi, sehingga dapat segera mempengaruhi para penderita yang masih menjadikan diabetes sebagai penyakit yang menyusahkan," tutur dokter yang menangani bidang tugas meringankan/meredakan penderita penyakit tersebut.

Diingatkan bahwa penerapan pola hidup sehat bagi masing-masing penderita diabetes berbeda-beda, terutama untuk pola makan yang perlu disesuaikan dengan golongan darahnya.

"Pemilik golongan darah O, tentu malah menjadi tidak sehat jika diberikan susu hewani. Kecuali susu kedelai. Demikian pula pemilik golongan darah A, B dan AB, juga perlu menyesuaikan makanan yang tepat. Itu ada buku petunjuknya," tambah Darmayuda.

Ketua LDII Kota Denpasar Ahmad Yani Arso, maupun Ketua LDII Kabupaten Badung Hardilan, pada kesempatan itu menyampaikan bahwa banyak anggota dan warga simpatisan organisasi kemasyarakatan tersebut yang menderita diabetes, bahkan beberapa orang meninggal dunia.

Pada acara yang didukung Stikes Wina Medika PPNI Bali itu, juga terungkap bahwa di RSUP Sanglah saja, kini setiap hari rata-rata mencapai sekitar 70 orang memeriksakan kondisi penyakit yang ditandai sekresi dan ekskresi urine dalam jumlah banyak itu.

Ketua DPD LDII Provinsi Bali Olih S Karso, yang juga Pembantu Dekan I FSRD Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, berharap melalui penyuluhan tersebut warga dapat terus membangun pola hidup sehat dan yang menderita diabetes mampu terus hidup sehat.

Pada kesempatan itu dari sekitar 1.000 warga komunitas LDII yang hadir, 300 orang di antaranya mendapatkan kesempatan melakukan pemeriksaan diabetes, tekanan darah dan lainnya secara cuma-cuma, dengan diberikan kartu khusus.(*)

Sumber: ANTARA News


2 komentar:

brekele mengatakan...

sosialisasi spt ini memang perlu di galakkan mengingat pentingnya kesehatan,tpi kalau bisa juga disertai dgn pengobatan gratis jgn hanya pemeriksa'an gratis..ya minimal di beri resep.thanks.

Arya gita mengatakan...

tapi kaynya belum tepat sasaran